Sebutkan dan jelaskan apa saja sumber sejarah Kerajaan Banten? Kesultanan Banten merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam yang pernah berdiri di Pulau Jawa, tepatnya di Tatar Pasundan, Provinsi Banten pada tahun 1526. Pendiri kerajaan Banten bernama Maulana Hasanuddin, setelah berhasil menaklukkan daerah tersebut. Ia merupakan putera dari Sunan Gunung Jati. Untuk mengetahui lebih detail tentang sejarah berdirinya kesultanan Banten, maka dibutuhkan fakta dan bukti sejarah.
Segala sesuatu yang memuat informasi seputar kesultanan ini, disebut sebagai sumber sejarah kerajaan Banten. Sumber atau fakta sejarah bisa dalam bentuk lisan, tertulis, maupun benda/bangunan peninggalan kerajaan Banten. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara rinci dan lengkap mengenai sumber tersebut. Dengan mengetahui berbagai sumber sejarah kesultanan Banten, diharapkan dapat menambah pengetahuan kita mengenai sejarah berdirinya kerajaan Banten. Langsung saja, simak ulasan berikut ini.
 Sebutkan dan jelaskan apa saja sumber sejarah Kerajaan Banten 8  Kerajaan Banten Lengkap dan Peninggalannya
Masjid Agung Banten, By : Ulinulin.com

Baca Juga : Perlawanan Rakyat Banten Terhadap VOC

Kerajaan Banten

1. Sumber Lisan dan Tradisional 
Dalam cerita sejarah Banten, disebutkan bahwasanya ketika gabungan pasukan dari kesultanan Cirebon dan Demak mencapai wilayah Wahanten Girang, kedua kelompok pasukan tersebut memihak kepada Maulana Hasanuddin yang kemudian mendirikan kesultanan Banten.
Sumber lisan dan tradisional menceritakan bahwa Maulana Hasanuddin melakukan banyak aktivitas dakwah di wilayah pedalaman Wahanten. Aktivitas dakwah ini berhasil menarik simpati masyarakat, namun salah satu tokoh bernama Arya Suranggana menentang kegiatan dakwah tersebut.
Arya Suranggana kemudian menantang Maulana Hasanuddin untuk bertanding sabung ayam, apabila dimenangkan oleh Arya Suranggana maka Maulana Hasanuddin harus menghentikan dakwahnya, dan sebaliknya jika berhasil memenangkannya maka aktivitas dakwah tetap dilanjutkan.
Sabung ayang tersebut akhirnya dimenangkan oleh Maulana Hasanuddin, dan ia berhak melanjutkan dakwahnya. Sementara Arya Suranggana dan beberapa masyarakat yang ikut menolak dakwah tersebut memilih untuk pergi ke hutan di sebelah selatan. Wilayah Banten Girang kemudian dijadikan sebagai pesanggrahan penguasa Islam.
Baca Juga, sumber sejarah kerajaan Islam lainnya :
2. Catatan Joa de Barros
Joa de Barros merupakan sejarawan Portugis yang hidup pada tahun 1496 hingga 1570. Setelah melakukan perjalanan di Asia, ia membuat catatan berjudul Decadas da Asia. Dalam catatannya tersebut, ia menyebutkan bahwa semenjak Banten dan Sunda Kelapa dikuasai oleh kesultanan Islam, wilayah Banten kemudian lebih ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dari berbagai negara di dunia.
3. Sumber dari Eropa
Dari berbagai sumber sejarah kerajaan Banten yang berasal dari Eropa, disebutkan bahwa sekitar tahun 1672 di kesultanan Banten diperkirakan kurang lebih sekitar 100 ribu hingga 200 ribu orang laki-laki yang siap untuk berperang. Sementara dari sumber lainnya menyebutkan bahwa terdapat 10 ribu orang yang siap memanggul senjata.
Berdasarkan sumber dari Eropa, yang paling dapat dipercaya berasal dari Dagh Register (16.1.1673). Isi sumber ini menyebutkan bahwa telah dilakukan sensus oleh VOC pada tahun 1673, dalam sensus tersebut disebutkan bahwa sekitar 55 ribu orang di kota Banten mampu untuk menggunakan senapan dan tombak. Sementara jika keseluruhan penduduk dihitung, jumlahnya mencapai 150 ribu, termasuk, perempuan, anak dan lansia.
4. Naskah Sanghyang Siksakanda Ng Karesia
Sumber sejarah kerajaan Banten selanjutnya isinya berkaitan dengan perekonomian di kesultanan Islam ini. Selain bertumpu pada bidang perdagangan (daerah pesisir), kegiatan ekonomi perladangan juga sudah dilakukan oleh masyarakat kawasan pedalaman. Dalam naskah ini disebutkan istilah pahuma (peladang), panyadap (penyadap) dan panggerek (pemburu). Selain itu, terdapat juga nama-nama peralatan, seperti baliung, kujang, kored, patik dan sadap.
5. Masjid Agung Banten
Setelah mengetahui sumber lisan dan tertulis yang sudah disebutkan diatas, salah satu sumber sejarah kerajaan Banten dalam bentuk bangunan adalah masjid Agung Banten. Masjid ini merupakan peninggalan kesultanan Banten. Lokasinya berada di Desa Banten Lama, jaraknya kira-kira 10 km dari kota Serang.
Masjid Agung Banten dibangun pada tahun 1652, yaitu pada masa Sultan Maulana Hasanuddin (putera Sunan Gunung Jati). Masjid ini memiliki corak yang unik, seperti menaranya mirip dengan mercusuar, terdapat serambi di bagian kanan dan kiri bangunan, dan atap masjid menyerupai atap pagoda.
6. Istana Keraton Kaibon Banten
Selain masjid Agung Banteng, peninggalan sejarah kerajaan Banten yang dapat dijadikan sumber sejarah yaitu istana keraton Kaibon. Menurut sejarahnya, istana ini dulunya digunakan sebagai tempat tinggal Bunda Ratu Aisya (ibunda dari Sultan Syaifudin).
Namun sangat disayangkan, bangunan istana telah hancur dan menyisakan reruntuhannya saja. Hancurnya bangunan Istana disebabkan karena serangan yang dilakukan oleh pihak kolonial Belanda, tepatnya pada masa pemerintahan Gubernur Daendels pada tahun 1832.
7. Istana Keraton Surosowan Banten
Istana kedua peninggalan kesultanan Banten adalah istana keraton Surosowan. Istana ini dulunya digunakan sebagai tempat tinggal Sultan Banten, sekaligus sebagai kantor pusat pemerintahan. Namun nasib istana ini sama dengan istana sebelumnya, yaitu hanya menyisakan puing-puing saja. Namun yang menarik di bekas istana ini terdapat bangunan kolam pemandian pada putri.
8. Benteng Speelwijk
Sumber sejarah kerajaan Banten selanjutnya adalah berupa benteng bernama Speelwijk. Sebagai salah satu kerajaan maritim, Banten memiliki benteng dan mercusuar. Benteng ini dibangun pada tahun 1585, dan memiliki tinggi 3 meter. Fungsi utama benteng ini digunakan sebagai pertahanan terdepan dari upaya serangan laut yang dilakukan oleh pihak musuh.
Selain itu, benteng Speelwijk juga digunakan sebagai lokasi yang strategis untuk mengawasi aktivitas pelayaran di Selat Sunda. Uniknya, di benteng ini terdapat sebuah terowongan yang menuju ke istana keraton Surosowan. Selain terowongan, di benteng ini juga terdapat beberapa meriam. 
Selain beberapa peninggalan kerajaan Banten yang sudah disebutkan tersebut. Terdapat juga peninggalan lain yang dapat dijadikan sumber sejarah kerajaan Banten, seperti keris panunggul naga, mahkota binokasih, dan keris naga sasra.
Baca Juga :
Itulah penjelasan panjang lebar mengenai Kerajaan Banten berupa sumber lisan, tertulis, dan peninggalan bangunan serta benda. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca semua dan juga baca juga artikel menarik dan informatif lainnya seputar kerajaan Hindu Buddha maupun Islam. Terimakasih.
Sumber Referensi :
  • Guillot, Claude, Lukman Nurhakim, Sonny Wibisono. “La principauté de Banten Girang” (“Kerajaan Banten Girang”). Archipel, Tahun 1995, Volume 50, halaman 13-24.
  • Ekadjati, Edi S. 1981. Historiografi Priangan. Bandung: Lembaga Kebudayaan Universitas Padjadjaran.
  • Wikipedia

Bagikan:

Leave a Comment