Tewasnya seorang perwira Inggris bernama Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby atau dikenal Jenderal Mallaby, masih menyisakan sejumlah misteri. Padahal, tewasnya Jenderal Mallaby ini menjadi pemicu utama NICA menggempur Kota Surabaya hingga terjadi pertempuran sengit pada 10 November 1945, dan kini diperingati sebagai Hari Pahlawan

Informasi mengenai pembunuh Jenderal Mallaby salah satunya datang dari seorang veteran perang bernama Moekari.  Moekari merupakan anggota Tokobetsu Kaisatsu-Tai polisi bentukan Jepang di tahun 1944

Menurut Moekari, pembunuh Jenderal Mallaby yang hingga kini masih misterius itu adalah pasukan Belanda sendiri.

“Info ini saya peroleh dari teman saya yang waktu itu memang melihat langsung peristiwa itu,” beber Moekari saat ditemui SURYA.co.id di acara Silaturahmi dengan Veteran dan janda veteran yang diadakan Hotel Harris-Pop Gubeng Surabaya, Selasa (8/11/2016).

Informasi dari teman Moekari yang kini sudah meninggal itu masuk akal, sebab menurut Moekari yang bisa dekat langsung dengan Jendral Mallaby tentu orang-orang Belanda sendiri.

“Yang bisa melakukan itu hanyalah orang yang profesional.

Waktu itu tentara Belanda melempar granat ke mobil Mallaby,” ucapnya. Target dari aksi itu adalah untuk membuat marah Tentara Sekutu dan menghancurkan tentara Indonesia.

“Faktanya target itu berhasil sehingga memicu perang 10 November itu,” imbuh Sri Lestari, putri Moekari yang turut mendampingi di acara silaturahmi tersebut.

Di sisi lain, berbagai sumber mengemukakan berbagai cerita mengenai awal kedatangan Sekutu ke Indonesia hingga pertempuran 10 November selesai. Namun, belum ada catatan mengenai sosok orang yang membunuh Jenderal Mallaby.

Buku berjudul ‘Indonesia dalam Arus Sejarah edisi 6’ (2012) hanya menjelaskan bagaimana Mallaby terbunuh ketika ada aksi tembak-menembak terhadap penduduk Surabaya. Sumber lain menyebutkan bahwa Jenderal Mallaby terkena granat dari anak buahnya yang berusaha melindungi.

Namun, granat itu meleset dan terkena mobilnya, hingga kemudian terbakar. Sementara itu, secara terpisah sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Rojil Nugroho Bayu Aji menambahkan dan memperjelas peristiwa tersebut.

“Ini tak ada kesimpulan siapa yang menembak atau yang menggranat. Orang Inggris sendiri mengkritisi laporan bahwa orang Surabaya bengis dalam peristiwa itu,” ujar Rojil.

Masih menjadi misteri memang siapakah yang membunuh Mallaby

Awal kedatangan NICA

Dilansir dari Tribun Manado dalam artikel ‘Jelang Hari Pahlawan – Jenderal Mallaby Tewas jadi Pemicu Lahirnya Perang Surabaya’, pasca Soekarno dan Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya berdaulat dan bebas dari ancaman negara asing.

Secara de fakto, Belanda masih menyimpan ambisi untuk menancapkan lagi kekuasaannya di Indonesia.  Apalagi, kemenangan pihak Sekutu dalam Perang Dunia II semakin memantapkan niat Belanda terhadap Indonesia.

Tentara Sekutu yang diboncengi NICA (Netherlands Indies Civil Administration) mulai diberangkatkan menuju ke Indonesia. Mereka diturunkan di tempat-tempat strategis di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan untuk memulai langkahnya.

Selain kembali berkuasa, pihak Sekutu dan Belanda mempunyai tujuan lain, yaitu untuk melucuti persenjataan Jepang. Mereka mengambil alih kendali dan menghukum tentara Jepang yang tersisa.

Dilansir dari buku Indonesia dalam Arus Sejarah edisi 6 (2012), pihak Sekutu yang dulu melihat orang Indonesia sebagai “het zachtste volk ter wereld” (bangsa terhalus di dunia), kini menjadi bangsa yang lebih liar, ganas, dan garang.

Kedatangan Tentara Sekutu juga sampai ke Surabaya pada Oktober 1945. Mereka mulai melakukan aksi seremonial berjalan ke berbagai sudut kota untuk melihat situasi dan kondisi. Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby, seorang perwira Inggris, memimpin sejumlah inspeksi dan persiapan menjelang pelucutan senjata tentara Jepang.

Mallaby juga berupaya meredam amarah penduduk Surabaya. Konsolidasi dilakukan agar pelaksanaan cepat selesai. Namun, semangat penduduk Surabaya adalah mempertahankan kemerdekaan.

Mereka tak mempedulikan janji pihak Sekutu, namun hanya fokus pada upaya mempertahankan kemerdekaan. Pada 30 Oktober 1945, perwira Kerajaan Inggris itu tewas. Mobil yang ditumpanginya hangus terbakar akibat perlawanan rakyat Surabaya.

Kejadian bermula karena perlawanan rakyat Surabaya yang menginginkan Gedung Internatio terbebas dari militer Inggris. Akibatnya, muncul percekcokan yang membuat Mallaby tewas.

Tapi yang pasti, pihak Inggris kemudian mengultimatum rakyat Surabaya untuk menyerahkan berbagai senjata sebelum pukul 06.00 pagi pada 10 November 1945. Ultimatum itu tak diperhatikan. Rakyat Surabaya melawan, hingga terjadilah pertempuran dahsyat.

Sampai sekarang, pertempuran yang itu dikenal dengan Peristiwa 10 November dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment