Rumah adat Jawa Timur berjulukan Tanean Lanjhang. Rumah adat ini berasal dari budaya masyarakat suku Madura di Jawa Timur. Tanean Lanjhang secara bahasa berarti “Halaman Panjang”. Hal ini sesuai dengan contoh struktur bangunannya yang memanjang dari arah Barat ke Timur.

Rumah Adat Jawa Timur

Rumah Tanean Lanjhang sendiri selain berfungsi sebagai rumah tinggal, juga dianggap sebagai citra kehidupan sosial masyarakat Madura di Jawa Timur yang sangat mengutamakan relasi kekerabatan. Oleh karenanya, contoh dari rumah ini mempunyai beberapa keunikan yang timbul dari nilai-nilai filosofis kehidupan sosial suku Madura tersebut. Apa saja keunikan Rumah adat Jawa Timur ini? Simak pemaparan berikut ini!

 Rumah adat ini berasal dari budaya masyarakat suku Madura di Jawa Timur Rumah Adat Jawa Timur (Tanean Lanjhang), Gambar, dan Penjelasannya

  • Pola Rumah Tanean Lanjhang

Tanean Lanjhang sesungguhnya bukan sebutan untuk satu rumah saja, melainkan meliputi beberapa rumah dan kelengkapannya dalam satu lingkungan. Dalam satu Tanean Lanjhang terdapat beberapa rumah yang berjajar dan memanjang dari arah Barat ke Timur dilengkapi dengan adanya mushola sebagai daerah ibadah keluarga serta sangkar ternak, sumur, dan halaman yang memanjang.

Letak lingkungan rumah adat Jawa Timur ini biasanya berada bersahabat lahan garapan, ladang, sawah, sungai, dan jalan. Sebagai pembatas, kompleks rumah dipagari dengan tanaman hidup atau galangan (tanah yang ditinggikan) sehingga terpisah dari lahan garapan.

Satu kompleks rumah sanggup terdiri dari 2 hingga 10 rumah. Masing-masing rumah dihuni oleh satu keluarga dan dalam satu kompleks tersebut pemiliknya masih saling mempunyai relasi kekerabatan. Rumah yang berada di bab Barat yaitu rumah orang yang mempunyai tingkat relasi lebih tinggi, contohnya kakek, abang dari ayah atau ibu, orang tua, dan seterusnya, sementara semakin ke timur pemilik rumah biasanya mempunyai relasi kekerabatan yang lebih rendah.

Kompleks rumah Tanean Lanjhang biasanya juga dilengkapi dengan bangunan langgar atau masjid keluarga. Letaknya berada di ujung barat kompleks rumah. Sementara sangkar ternak beradai di bab depan rumah seberang halaman. Setiap rumah mempunyai satu kandang. Kandang bisa berisi bermacam-macam binatang peliharaan, hanya saja yang paling umum yaitu sapi atau kerbau dan ayam.

  • Komponen Penyusun Ruang

Secara umum, rumah adat Tanean Lanjhang disusun oleh beberapa komponen utama. Komponen-komponen ruang rumah adat Jawa Timur ini mempunyai fungsi-fungsi yang spesifik, di antaranya :

  1. Langghar berbentuk persegi panjang yang memanjang ke belakang dengan ukuran 23,1 m. Di dalamnya terdapat perlengkapan alat sholat dan sarana pendukung lainnya, ibarat tikar, sajadah, mukena, dan pengeras suara. Keberadaan langgar membuktikan bahwa masyarakat Madura yaitu masyarakat yang religius.
  2. Dapur berbentuk persegi panjang yang memanjang ke belakang dengan  ukuran  3,8 x 6,6 m. Setiap rumah dalam kompleks Tanean Lanjhang mempunyai dapur. Di dalam dapur terdapat bermacam-macam keperluan masak, ibarat lincak, peralatan masak dan rak piring.
  3. Rumah berbentuk persegi panjang yang memanjang ke samping dengan ukuran 6,6 x 11 m
  4. Kandang Berbentuk   persegi panjang dengan ukuran 6,6 x 5,9 m. 
  5. Tanean atau halaman berbentuk persegi panjang yang membujur dari barat ke timur dengan  panjang  90 m. Tanean biasa dipakai untuk daerah bermain anak-anak, daerah menjemur hasil pertanian kalau ekspresi dominan panen, dan daerah dilangsungkannya program keluarga.

 Rumah adat ini berasal dari budaya masyarakat suku Madura di Jawa Timur Rumah Adat Jawa Timur (Tanean Lanjhang), Gambar, dan Penjelasannya

  • Material Bangunan

Rumah dibangun memakai bermacam-macam material. Ada yang berasal dari alam, ada pula yang di beli di toko. Untuk lantai rumah ini sanggup ditemukan dengan bantalan tanah atau plesteran semen. Tinggi lantai biasanya sekitar 40 cm dari tanah di sekitarnya. Ketinggian ini untuk menghindari merembesnya air ke permukaan lantai dalam rumah ketika terjadi hujan.

Dinding dan kerangka rumah terbuat dari kayu. Kerangka dinding dari balok kayu, dinding dari papan, sementara kerangka atap dibentuk dari bambu. Untuk atapnya sendiri dipakai genteng tanah, daun nipah, atau daun alang-alang tergantung kemampuan ekonomi pemiliknya.

Untuk atap, dikenal beberapa desain yang biasa dipakai dalam rumah adat Jawa Timur ini, yaitu desain pacenan, jadrih, dan trompesan. Pacenan mempunyai hiasan berupa tanduk atau ekor ular pada bab bubungannya ibarat rumah atau bangunan china, jadrih mempunyai 2 bubungan, sementara trompesan yaitu atap dengan 3 patahan bagian.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment